𝗗𝗢'𝗔 𝗣𝗘𝗡𝗚𝗔𝗡𝗧𝗜𝗡


 

أَلسَّــــــــــلاَمُ عَلَيْكـُم وَرَحْمَةُ اللَّـهِ وَبَرَكَاتُهُ

ﺑِﺴْــــــــــــﻢِ اللّٰـــــــهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْــــــــم

📗 Niat Menikah Yang Diajarkan Syekh Ali Bin Abi Bakar As-Sakron Ba 'Alawi Al-Husaini Rodliyallohu 'Anhu

Niat mempuyai kedudukan yang sangat penting dan tidak bisa disepelekan. Apalagi dalam pernikahan. Salah niat dalam pernikahan dapat berakibat fatal. Mengurangi berkah pernikahan, atau bahkan menjadikannya hanya bersifat sementara, tidak langgeng hingga sampai ke surga.    

👉 Lantas bagaimana dengan niat menikah yang tepat bagi para jomblo atau menjadi istri yang dimadu?    

📖 Berikut ini 7 niat menikah yang diajarkan Syekh Ali bin Abi Bakar As-Sakron Ba 'Alawi Al-Husaini rodliyallohu 'anhu: 

1️⃣ Niat pertama:

نَوَيْتُ بِهَذَا التَّزْوِيجِ مَحَبَّةَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّعْيَ فِي تَحْصِيلِ الْوَلَدِ لِبَقَاءِ جِنْسِ الْإِنْسَان   

‘‘Saya niatkan pernikahan ini karena cinta kepada Alloh dan mengupayakan memperoleh anak agar manusia tetap eksis keberadaannya.‘‘   

2️⃣ Niat kedua:   

نَوَيْتُ مَحَبَّةَ رَسُولِ اللہِ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي تَكْثِيرِ مُبَاهَاتِهِ، لِقَوْلِهِ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَنَاكَحُوا تَكَثَّرُوا، فَإِنِّي أُبَاهِي بِكُمُ الْأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ  

‘‘Aku niatkan pernikahan ini karena mencintai Rosululloh shollallohu 'alaihi wassalama, untuk memperbanyak kebanggaannya. Berdasarkan sabdanya: “Menikahlah, maka kalian akan memperbanyak keturunan, karena sesungguhnya aku akan membanggakan kalian pada umat-umat terdahulu di hari kiamat.”  

3️⃣ Niat ketiga:  

نَوَيْتُ بِهَذَا التَّزْوِيجِ وَمَا يَصْدُرُ مِنِّي مِنْ قَوْلٍ وَفِعْلٍ التَّبَرُّكَ بِدُعَاءِ الْوَلَدِ الصَّالِحِ وَطَلَبَ الشَّفَاعَةِ بِمَوْتِهِ صَغِيرًا إِذَا مَاتَ قَبْلِي    

‘‘Aku niatkan pernikahan ini dan apa yang akan keluar dariku, perkataan dan pebuatan, untuk tabarruk dengan doa anak sholeh dan untuk mencari syafaat dengan kematiannya, jika ia meninggal mendahuluiku.‘‘    

4️⃣ Niat keempat:

نَوَيْتُ بِهَذَا التَّزْوِيجِ تَرْوِيحَ النَّفْسِ وَإِينَاسِهَا بِالْمُجَالَسَةِ وَالنَّظَرِ وَالْمُلَاعَبَةِ إِرَاحَةً لِلْقَلْبِ وَتَقْوِيَةً لَهُ عَلَى الْعِبَادَةِ    

‘‘Aku niatkan pernikahan ini untuk menyenangkan dan menghibur hati dengan bergaul, memandang, dan bercumbu rayu, serta untuk menyenangkan hati dan sebagai penguat ibadah.‘‘   

5️⃣ Niat kelima:

نَوَيْتُ بِهِ تَفْرِيغَ الْقَلْبِ عَنْ تَدْبِيرِ الْمَنْزِلِ وَالتَّكَفُّلَ بِشُغْلِ الطَّبْخِ وَالْكَنَسِ وَالْفِرَشِ وَتَنْظِيفِ الْأَوَانِي وَتَهْيِئَةِ أَسْبَابِ الْمَعِيش   

‘‘Saya niatkan pernikahan ini untuk mengkosongkan hati dari mengatur dan menanggung pekerjaan rumah, dari sibuk memasak, menyapu, menggelar alas, membersihkan perabot, dan menyiapkan sebab-sebab kehidupan lainya.‘‘  

6️⃣ Niat keenam:

نَوَيْتُ بِهِ مُجَاهَدَةَ النَّفْسِ وَرِيَاضَتَهَا بِالرِّعَايَةِ وَالْوِلَايَةِ وَالْقِيَامِ بِحُقُوقِ الْأَهْلِ وَالصَّبْرِ عَلَى أَخْلَاقِهِنَّ وَاحْتِمَالِ الْأَذَى مِنْهُنَّ وَالسَّعْيِ فِي إِصْلَاحِهِنَّ وَإِرْشَادِهِنَّ إِلَى طَرِيقِ الْخَيْرِ وَالِْاجْتِهَادِ فِي طَلَبِ الْحَلَالِ لَهُنَّ وَالْأَمْرِ بِتَرْبِيَةِ الْأَوْلَادِ وَطَلَبِ الرِّعَايَةِ مِنَ اللهِ عَلَى ذَلِكَ وَالتَّوْفِيقَ لَهُ وَالْاِنْطِرَاحِ بَيْنَ يَدَيْهِ وَالْاِفْتِقَارِ إِلَيْهِ فِي تَحْصِيلِهِ    

‘‘Aku niatkan pernikahan ini untuk memerangi nafsu dan melatihnya dengan menjaga, memimpin, memenuhi hak-hak keluarga, sabar atas akhlak istri, menanggung derita darinya, mengupayakan memperbaikinya, menunjukkannya menuju jalan yang baik, berusaha keras untuk mencari rizki yang halal untuknya, mendidik anak, meminta perlindungan Alloh atas semuanya, meminta petunjuk, dan berupaya di hadapan-Nya, serta menjadi membutuhkan Alloh untuk mewujudkannya.‘‘   

7️⃣ Niat ketujuh:

نَوَيْتُ هَذَا كُلَّهُ للهِ تَعَالَى    

‘‘Saya meniatkan pernikahan ini seluruhnya karena Alloh Ta'ala.‘‘   

➡ Adapun banyaknya niat yang dikumpulkan dalam satu amal merupakan kebiasan Ulama' Salaf.

📖 Al-'Alam al-Habib Zain bin Ibrohim bin Sumait rodliyallohu 'anhu, menjelaskan:   

من عادات السلف الصالح أن يعقدوا  نيات صالحة قبل الشروع في أي عمل تقربا إلى الله سبحانه وتعالى حتى يخرج العمل من دائرة العادة إلى دائرة العبادة، وفي الأثر: رب قليل كثرته النية، ورب كثير قللته النية، يعني: رب قليل من العمل كثرته النية الصالحة، ورب كثير منه قلته النية الفاسدة    

‘‘Di antara kebiasaan Ulama' Salaf Sholeh adalah mengabungkan niat-niat yang baik sebelum melakukan amal apapun untuk mendekatkan diri kepada Alloh Ta'ala, sehingga amal tersebut keluar dari adat kebiasaan menjadi ibadah. Di dalam atsar dijelaskan: ‘‘Banyak amal yang sebenarnya sedikit secara kuantitas, tapi menjadi bernilai banyak karena niat dan banyak pula amal yang sebearnya banyak secara kuantitas namun menjadi bernilai sedikit karena niat.‘‘ (Muhammad Amin bin 'Idrus bin Abdulloh bin Syekh Abi Bakar bin Salim, Budurus Sa'adah, [Indonesia, Darus Syekh Abi Bakar Bin Salim], halaman 131-134).  

➡ Dengan niat yang benar, insya Alloh pernikahan yang dilakukan para jomblo atau yang dimadu menjadi penuh berkah, mendapat keturunan yang sholeh dan sholehah, selalu dinaungi pertolongan, serta semoga menjadi pernikahan yang langgeng hingga ke surga.

📗 Doa Pengatin Pria Ketika Melihat Pengantin Putri 

📖 Berikut doanya:

اَللّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِي أَهْلِيْ وَبَارِكْ لِأَهْلِي فيَّ

"Ya Alloh, berkahilah aku dalam keluargaku dan berkahi keluargaku dalam diriku,

وَارْزُقْهُمْ مِنِّي وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْ، 

‘‘Berilah mereka rezeki dariku dan berilah aku rezeki dari mereka,‘‘

وَاجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ فِي خَيْرٍ، 

‘‘Kumpulkanlah kami sebagaimana Engkau telah mengumpulkan sesuatu dalam kebaikan,‘‘ 

وَفَرِّقْ بَيْنَنَا مَا فَرَّقْتَ فِيْ خَيْرٍ، 

‘‘Dan pisahkan kami sebagaimana Engkau telah pisahkan sesuatu dalam kebaikan.‘‘ 

بَارَكَ اللّهُ لِكُلٍّ مِنَّا فِي صَاحِبِه. 

‘‘Semoga Alloh memberkahi setiap dari kami dengan pasangannya.‘‘

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك خَيْرَهَا، وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، 

‘‘Ya Alloh, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan watak yang Engkau jadikan padanya,‘‘

وَأَعُوذُ بِك مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، 

‘‘Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan watak yang Engkau jadikan padanya.‘‘

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.

‘‘Ya Alloh, seseungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak dari keturunannya kepada-Mu dari syaitan yang terkutuk.”

📖 Dalam kitab al-Dzkar al-Muntakhobah min Kalami Sayyidi al-Abror, Darul al-Kutub al-Ilmiyah hal 233, Al-Imam Abu Zakariya Yahya bin syarof an-Nawawi (w. 676 H), mengatakan:

 يُستحبّ أن يُسَمِّيَ اللَّهَ تعالى ويأخذَ بناصيتهَا أولَ ما يَلقاها، ويقول: بارَك اللَّهَ لكلِّ واحدٍ منَّا في صاحبه، 

‘‘Disunnahkan bagi pengantin putra di awal perjumpaan dengan istrinya membaca Basmalah dan memegang ubun-ubunnya seraya membaca doa : ‘‘Semoga Alloh memberkahi setiap dari kami dengan pasangannya.‘‘

ويقول معهُ ما رويناهُ بالأسانيد الصحيحة في سنن أبي داود، وابن ماجه، وابن السني، وغيرها؛ عن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جده رضي الله عنهُ، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: 

‘‘Dan disertai membaca doa berikut yang telah diriwayatkan pada kami dengan beberapa sanad yang shohih di dalam Sunan Abi Daud, Ibnu Majah, Ibnu Sunni dan lainnya, dari Amr bin Su'aib dari ayahnya dari kakeknya, dari Rosulillah shollallohu 'alaihi wasallama, beliau bersabda:

"إِذَا تَزَوَّجَ أحدكمُ امْرأةً أوِ اشْتَرَى خَادماً فَلْيَقُلِ: 

‘‘Jika salah seorang dari kalian menikah atau membeli budak sahaya, maka berdoalah:

اللَّهُمَّ إِني أسألُكَ خَيْرَها وَخَيْرَ ما جَبَلْتَها عَلَيْهِ، وأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّها وَشَرّ ما جَبَلْتَها عَلَيْهِ."

‘‘Ya Alloh, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan watak yang Engkau jadikan padanya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan watak yang Engkau jadikan padanya.‘‘

وَإِذَا اشْتَرَى بَعِيراً فَلْيأْخُذْ بِذِرْوَةِ سِنَامِهِ وَلْيَقُلْ مِثْلَ ذلك.

‘‘Dan apabila diantara kalian membeli seekor unta maka peganglah punuknya dan berdoalah seperti doa tersebut.‘‘

وفي رواية أبي داود: "ثُمَّ ليأْخُذْ بِناصِيَتِها، وَلْيَدْعُ بالبَرَكَةِ في المرأة والخادم".

‘‘Dalam riwayat lain dari Abi Daud terdapat redaksi teks yang berbeda: ‘‘Kemudian hendaknya ia memegang ubun-ubunnya lalu berdoa dengan doa barokah pada saat menikahi perempuan dan memperbantukan seorang pelayan.‘‘

📖 Senada dengan al-Imam an-Nawawi, Sayyid Abdurrohman bin Muhammad bin al-Husain bin Umar (w. 1320 H) yang dikenal dengan sebutan Ba'alawiy dalam kitabnya Bughiyah al-Mustarsyidin, Darul al-Kutub al-Ilmiyah hal 247 mengatakan:

[فائدة]: أخرج الإمام مالك في الموطأ أن رسول الله قال: 

‘‘ Imam Malik meriwayatkan di dalam Muwatho'nya, bahwasanya Rosululloh shollallohu alaihi wasallama, bersabda:

"إذا تزوّج أحدكم المرأة أو اشترى الجارية فليأخذ بناصيتها وليدع بالبركة" اخـ. وليقل: 

‘‘Jika salah satu dari kalian menikahi seorang perempuan atau membeli seorang budak (pelanyan), maka hendaknya ia memegang ubun-ubunnya lantas berdoa dengan doa barokah lalu dilanjutkan dengan doa:

" اَللّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِي أَهْلِيْ وَبَارِكْ لِأَهْلِيْ فِيَّ وَارْزُقْهُمْ مِنِّي وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْ ، وَاجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ فِي خَيْرٍ ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا مَا فَرَّقْتَ فِيْ خَيْرٍ، بَارَكَ اللّهُ لِكُلٍّ مِنَّا فِي صَاحِبِه" اهـ من كتاب البركة. 

‘‘Ya Alloh, berkahilah aku dalam keluargaku dan berkahi keluargaku dalam diriku. Berilah mereka rezeki dariku dan berilah aku rezeki dari mereka. Kumpulkanlah kami sebagimana Engkau telah mengumpulkan sesuatu dalam kebaikan. Dan pisahkan kami sebagaiman Engkau telah pisahkan sesuatu dalam kebaikan. Semoga Alloh memberkahi setiap dari kami dengan pasangannya.‘‘ Dikutib dari kitab al-Barokah.‘‘

وروى أبو داود: "إذا تزوّج أحدكم فليقل: اللَّهُمَّ إني أسألُكَ خَيْرَها وَخَيْرَ ما جَبَلْتَها عَلَيْهِ، وأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّها وَشَرّ ما جَبَلْتَها عَلَيْهِ" اهـ. وليقل: "اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ".

‘‘Dan terdapat hadist yang diriwayatkan Imam Abu Daud rodliyallohu 'anhu: ‘‘Bila salah satu dari kalian menikah, maka ucapkanlah doa: ‘‘Ya Alloh sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan watak yang engkau jadikan padanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan watak yang Engau jadikan padanya.‘‘ Kemudian dilanjutkan dengan doa:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

‘‘Ya Alloh, sesungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak dari keturunannya kepada-Mu dari syaitan yang terkutuk.”

➡ Keterangan yang sama juga bisa dijumpai dalam al-Fatawa al-Fiqiyah al-Qubro, Al-Maktabah asy-Syamilah al-Haditsiyah juz 1 hal 192 karya Imam Ibnu Hajar al-Haitamiy (w. 982 H) dan kitab al-Fiqhu al-Islami wa Adillatihi karya Syaikh Wahbah az-Zuhaily (w. 1436 H), Darul al-Fikr juz 7 hal 128.

📖 Al-Imam Abu al-Laist bin Muhammad bin Ibrahim as-Samarqondiy (w. 373 H) dalam kitab Tanbihu al-Ghofilin, Al-Maktabah asy-Syamilah al-Haditsiyah hal 548 dan Bustanu al-'Arifin, Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 160 mengutip hadits dari riwayat Ibnu Mas'ud rodliyallohu 'anhu, mengatakan:

إذا بنيت بأهلك فمرها أن تصلي ركعتين ثم خذ برأسها وقل

‘‘Bila Kamu hendak membangun (berhubungan intim-pent) dengan istrimu, maka perintahkan kepadanya agar sholat dua roka'at, kemudian pegang kepalanya dan bacalah doa:

اَللّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِي أَهْلِيْ وَبَارِكْ لِأَهْلِيْ فِيَّ وَارْزُقْهُمْ مِنِّي وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْ ، وَاجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ فِي خَيْرٍ ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا مَا فَرَّقْتَ فِيْ خَيْرٍ.

‘‘Ya Alloh, berkahilah aku dalam keluargaku dan berkahi keluargaku dalam diriku. Berilah mereka rizki dariku dan berilah aku rizki dari mereka. Kumpulkanlah kami sebagimana Engkau telah mengumpulkan sesuatu dalam kebaikan.  Dan pisahkan kami sebagaiman Engkau telah pisahkan sesuatu dalam kebaikan.‘‘

📖 Dalam kitab al-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Kuwetiyah, juz 41 hal 227 dikatakan:

وورد عن أبي سعيد مولى بني أسيد أنه تزوج فحضره عبد الله بن مسعود وأبو ذر وحذيفة وغيرهم من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم عنهم فقالوا له: 

‘‘Terdapat Atsar dari Abi Said mantan budak dari Bani Usaid, bahwa saat Abi Said menikah dihadiri oleh Ibnu Mas'ud rodliyallohu 'anhu, Abu Dzarrin, Hudzaifah dan lainnya dari kalangan sahabat Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallama. Mereka berkata pada Abi Said:

إِذَا أُدْخِل عَلَيْكَ أَهْلُكَ فَصَل رَكْعَتَيْنِ وَمُرْهَا فَلْتُصَل خَلْفَكَ، وَخُذْ بِنَاصِيَتِهَا وَسَل اللَّهَ خَيْرًا، وَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا.

‘‘Bila istrimu masuk ke kamarmu, maka sholatlah dua roka'at dan ajaklah dia sholat di belakangmu dan peganglah ubun-ubunnya, memohonlah kebaikan dan mintalah perlindungan dari keburukannya.‘‘

➡ Atsar tersebut dikeluarkan oleh al-Hafidz Abu Bakar Abdul Rozaq bin Hammam bin Nafi' Al-Humairu Ash-shon'any al-Yamaniy (w. 211 H) dalam kitabnya al-Mushonnaf, Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 6 hal 153-154.

➡ Ada satu doa yang diajarkan oleh Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallama, kepada kita saat mendoakan sepasang pengantin yang baru saja menjalani proses akad nikah. Doa tersebut memohonkan keberkahan bagi kedua mempelai baik di kala keduanya dalam keadaan suka maupun ketika keduanya menghadapi suatu permasalahan yang tidak menggembirakan.  

📚 Redaksi doa tersebut sebagai berikut:    

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ

 “Semoga Alloh memberkahimu dalam suka dan duka dan semoga Alloh mengumpulkan kalian berdua di dalam kebaikan.”    

➡ Selain doa yang diajarkan oleh Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallama, di atas kita juga bisa menambahi berbagai macam doa untuk kebaikan bersama khususnya bagi kedua mempelai.

📖 Di antara doa-doa yang sering dipanjatkan oleh para tokoh agama saat menghadiri acara ijab qabul pernikahan adalah sebagai berikut: 

اَللّٰهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ اٰدَمَ وَحَوَّاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَسَارَةَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ سَيِّدَنَا يُوْسُفَ وَزُلَيْخَاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَيِّدَتِنَا خَدِيْجَةَ الْكُبْرَى وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا عَلِيِّ وَسَيِّدَتِنَا فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءَ    

“Ya Alloh, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Adam dan Hawa, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Ibrohim dan Sarah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Yusuf dan Zulaikho, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Baginda Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallama dan Khodijah Al-Kubro, dan rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Ali dan Fathimah Az-Zahro.”   

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هٰذَا الْعَقْدَ عَقْدًا مُبَارَكًا مَعْصُوْمًا وَأَلْقِ بَيْنَهُمَا أُلْفَةً وَقَرَارًا دَائِمًا وَلَا تَجْعَلْ بَيْنَهُمَا فِرْقَةً وَفِرَارًا وَخِصَامًا وَاكْفِهِمَا مُؤْنَةَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ  

“Ya Alloh, jadikanlah akad ini sebagai ikatan yang diberkahi dan dilindungi, tanamkan di antara keduanya kerukunan dan ketetapan yang langgeng, jangan Engkau jadikan di antara keduanya perpecahan, perpisahan dan permusuhan, dan cukupi keduanya bekal hidup di dunia dan akhirat.”   

📄 Tambahan Artikel Kajian, Khutbah Nikah

📖 Dikutip dari Imam Abu al-Husain al-Yamani, Al-Bayan fi Madzhabi al-Imam al-Syafi’i (Jeddah: Dar al-Minhaj, 2000), juz IX, hal. 230:

➡ Khutbah Nikah ini hukumnya adalah sunnah dan boleh disampaikan oleh wali, calon mempelai pria, atau pihak lainnya.

وإذا أراد العقد... خطب الولي، أو الزوج، أو أجنبي… والخطبة مستحبة غير واجبة، وبه قال عامة أهل العلم.

“Jika akad akan dilaksanakan, …berkhutbahlah wali, calon suami, atau orang lain… Khutbah ini hukumnya sunnah, tidak wajib, sebagaimana juga dinyatakan oleh kebanyakan ahli ilmu.” 

📗 Khutbah Nikah:

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلُ الْخَلْقِ وَالْوَرَا وَ عَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا كَثِيْرًا 

أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقِوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالٰى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

وَاعْلَمُوْا أَنَّ النِّكَاحَ سُنَّةٌ مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَا وَاللهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلّٰهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لٰكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّيْ وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ

وَقَالَ أَيْضًا يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

وَقَالَ أَيْضًا خَيْرُ النِّسَاءِ امْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ

وَقَالَ اللهُ تَعَالٰى يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

وَقَالَ أَيْضًا وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاٰيَاتِ وَالذِّكِرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمَ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

أَعُوْذُ بِا للّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوْا اللهَ الَّذِيْ تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَشَايِخِي وَلِسَائِرِ الْمُسِلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 “Segala puji bagi Alloh yang telah menciptakan manusia dari setitik air, lalu Dia menjadikannya keturunan dan kekerabatan, dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Alloh, limpahkanlah rahmat ta’dhim dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallama, seutama-utama penciptaan makhluk dan atas keluarga dan shahabatnya dengan limpahan rahmat ta'dhim serta kesejahteraan yang banyak.

 Setelah itu, wahai yang hadir, aku mewasiatkan padamu dan diriku untuk bertakwa kepada Alloh, karena sesungguhnya itu adalah kemenangan (yang besar) bagi orang-orang yang bertakwa. Alloh Ta'ala, berfirman dalam kitab-Nya yang mulia: ‘‘Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan sekali-kali janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan menyerahkan diri pada Alloh (beragama Islam).‘‘

 Ketahuilah bahwa nikah itu adalah sunah dari beberapa sunah Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallama. Nabi shollallohu 'alaihi wasallama, bersabda: ‘‘Adapun aku, demi Alloh, adalah orang yang paling takut kepada Alloh di antara kalian, dan juga paling bertakwa kepada-Nya. Akan tetapi aku berpuasa dan juga berbuka, aku sholat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barang siapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku.‘‘

 Dan beliau bersabda lagi: ‘‘Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan (menafkahi keluarga), maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya.‘‘

 Dan beliau bersabda lagi: ‘‘Istri yang baik adalah wanita yang menggembirakan hatimu ketika dipandang, apabila kamu perintah ia menaatimu, apabila kamu tiada ia mampu menjaga kehormatan dirinya dan hartamu.‘‘

 Dan Alloh Ta'ala, berfirman: ‘‘Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Alloh ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.‘‘ 

 Dan Alloh Ta'ala, berfirman pula: ‘‘Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Alloh akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Alloh Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.‘‘ 

 Semoga Alloh memberi berkah kepadaku dan kepadamu dalam Al-Qur'an yang agung. Dan memberi manfaat kepadaku dan kepadamu terhadap apa yang ada di dalamnya, dari ayat-ayat dan peringatan yang bijak, dan semoga Alloh menerima dariku dan darimu dalam membacanya, karena sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

 Aku berlindung kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Alloh menciptakan istrinya dan daripada keduanya Alloh memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan mengawasi kamu.

 Aku katakan perkataanku ini, dan mohon ampun pada Alloh Yang Maha Agung untukku dan untukmu, untuk kedua orang tau dan guru-guru serta untuk orang Islam lainnya. Maka mohonlah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 

Semoga bermanfaat