𝐀𝐃𝐀𝐁 𝐓𝐈𝐃𝐔𝐑 𝐌𝐄𝐍𝐔𝐑𝐔𝐓 𝐈𝐌𝐀𝐌 𝐀𝐋-𝐆𝐇𝐎𝐙𝐀𝐋𝐈



 السّــــــــــلام عليكـم ورحمة اللّـه وبركاته

ﺑﺴــــــــــــــــــﻢ اللّـه ﺍﻟﺮّﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮّﺣﻴﻢ 

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 

   وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ🌹


📖 𝐄𝐌𝐏𝐀𝐓 𝐀𝐃𝐀𝐁 𝐓𝐈𝐃𝐔𝐑 𝐌𝐄𝐍𝐔𝐑𝐔𝐓 𝐈𝐌𝐀𝐌 𝐀𝐋-𝐆𝐇𝐎𝐙𝐀𝐋𝐈

Tidur adalah istirahat alami. Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wata‘ala di` dalam Al-Qur’an suroh An-Naba’, ayat 9 

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

‘‘Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,‘‘

Dengan tidur secara teratur setiap hari, seseorang akan lebih terjaga kesehatannya. Orang yang tak pernah tidur dalam jangka waktu lama, tentu akan jatuh sakit. 

 Sedemikian penting aktivitas tidur bagi manusia, maka Imam al-Ghazali radliyallahu 'anhu, memberikan nasihatnya tentang adab tidur sebagaimana termaktub dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rosail al-Imam al-Ghozali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 434) sebagai berikut:

 آداب النوم: يتطهر قبل النوم، و ينام على يمينه، ويذكرالله عز وجل حتى يأخذه النوم، ويدعو إذا استيقظ، ويحمد الله تعالى

 “Adab tidur, yakni: bersuci sebelum tidur, tidur di atas sisi kanan, berdzikir kepada Allah ‘azza wajalla hingga tidur, berdoa ketika bangun dan memuji Allah Ta‘ala.”

 Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab tidur sebagai berikut:

 ⿡Pertama, bersuci sebelum tidur.

Siapa pun yang hendak tidur sebaiknya memastikan diri bahwa anggota badannya telah bersih baik dari kotoran-kotoran seperti tanah atau lumpur, sisa makanan dan sebagainya. Hal ini sangat baik apabila dilakukan dengan cara berwudhu sekaligus untuk bersuci dari hadats kecil. Selain itu, dengan berwudhu seseorang bisa tidur dengan kualitas lebih baik, seperti tidak merasa gatal-gatal pada anggota badan dan terhindar dari mimpi-mimpi buruk sehingga bisa istirahat dengan sempurna.

 ⿢Kedua, tidur di atas sisi kanan. 

Maksudnya adalah sebaiknya seseorang berbaring cenderung miring ke kanan. Hal ini juga sesuai dengan anjuran para dokter supaya tidur miring sehingga gravitasi bisa terjaga untuk menjaga isi perut. Posisi miring menghadap ke kanan bisa melindungi jantung dari tertindih atau tertekan organ lainnya, dan juga akan  membantu mengistirahatkan otak kiri setelah seharian berpikir keras. Namun bagi yang memiliki gangguan asam lambung yang parah posisi miring ke kiri dimungkinkan lebih baik.

 ⿣Ketiga, berdzikir kepada Allah ‘azza wajalla hingga tidur. 

Dzikir merupakan obat penenang hati atau suasana batin sebagaimana firman Allah subhanahu wata‘ala di dalam Al-Quran, suroh ar-Ro’du, ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

‘‘(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.‘‘

 Untuk itu, siapa pun sebaiknya berdzikir  kepada Allah Ta'ala, hingga ia tidur. Bacaan dzikir bisa berupa Ayat Kursi, Suroh Al-Ikhlas, Suroh Al-Falaq, Suroh An-Nas dan Suroh Al-Mulk (lihat Bidayatul Hidayah karya Imam al-Ghozali, dalam Majmu'ah Rosail al-Imam al-Ghozali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 406).

 Jika tidurnya berlanjut dan  tak pernah bangun karena ternyata  meninggal dunia, maka in syaa Allah ia tergolong husnul khotimah.

➡ Adapun contoh doa pendek yang umum dibaca sebelum tidur di kalangan awam dengan menukil dari hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalama, yang diriwayatkan Muslim (Shohih Muslim, 6887) adalah sebagai berikut:

 اَللّهُمَّ! بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوْتُ

 Allahumma! Bismika ahyaa wa bismika amuut.

 “Ya Allah! Dengan Nama-Mu, aku hidup  dan dengan nama-Mu pula aku mati.”

 ➡ Adapun contoh doa agak panjang yang dinukil sebagian dari doa panjang sebagaimana direkomendasikan oleh Imam al-Ghozali radliyallahu 'anhu, dalam risalahnya berjudul Bidayatul Hidayah sebagaimana telah disebutkan di atas adalah  sebagai berikut:

 بِاسْمِكَ رَبِّى وَضَعْتُ جَنْبِى وَبِاسْمِكَ اَرْفَعُهُ فَاغْفِرْلِى ذَنْبِى اللّهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ اَللّهُمَّ بِاسْمِكَ اَحْيَا وَأَمُوْتُ أَعُوْذُبِكَ اَللّهُمَّ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى شَرٍّ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ اَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا اِنَّ رَبِّى عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

 Bismika robbiy wadho’tu janbiy wabismika arfa’uhu faghfirliy dzanbiy. Allahumma qiniy ‘adzaabaka  yauma tab’atsu ‘ibaadaka. Allahumma bismika ahyaa wa amuut, Allahumma inniy a‘udzubika min-syarri kulli dziy syarrin. Wa min syarri kulli daabbatin anta aakhidzun binaashiyatihaa, inna robbiy ’alaa shiroothin mustaqiim.

 “Dengan nama-Mu wahai Tuhanku, kuletakkan rusukku dan dengan nama-Mu pula kuangkat tulang itu serta ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah semoga engkau menjagaku dari adzab-Mu pada hari dimana engkau membangkitkan hamba - hamba-Mu.  Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari keburukan segala sesuatu yang memiliki keburukan serta dari kejahatan setiap yang melata. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku berada di jalan yang lurus.”

 ⿤Keempat, berdoa ketika bangun dan memuji Allah subhanahu wata‘ala.

Begitu kita bangun tidur, hal pertama yang kita lakukan adalah berdoa. Dalam posisi duduk tenang sambil memulihkan kesadaran dan keseimbangan badan, kita dapat mengucapkan doa bangun tidur yang diawali dengan bacaan hamdalah untuk memuji Allah subhanahu wata‘ala.

➡ Doa itu misalnya sebagai berikut:

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

 Alhamdulillaahil ladziy ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa iliahin nusyuur.

 “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada Allah kami akan dibangkitkan.”

 Keempat Adab tersebut hendaknya dapat dilakukan secara utuh setiap kali akan tidur dan ketika bangun. Jika hari diawali dengan hal-hal positif, maka hal-hal positif lainnya akan mengikuti sepanjang hari itu hingga saatnya tidur kembali. Demikianlah Imam al-Ghazali radliyallahu 'anhu, memberikan nasihatnya untuk dapat kita amalkan dengan sebaik-baiknya. Semoga bermanfaat.🌷


📡 𝐑𝐞𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐬𝐢 :

📚[ 𝐀𝐥-𝐀𝐝𝐚𝐛 𝐟𝐢𝐝 𝐃𝐢𝐧, 𝐌𝐚𝐣𝐦𝐮'𝐚𝐡 𝐑𝐨𝐬𝐚𝐢𝐥 𝐚𝐥-𝐈𝐦𝐚𝐦 𝐚𝐥-𝐆𝐡𝐨𝐳𝐚𝐥𝐢 (𝐊𝐚𝐢𝐫𝐨, 𝐀𝐥-𝐌𝐚𝐤𝐭𝐚𝐛𝐚𝐡 𝐀𝐭-𝐓𝐚𝐮𝐟𝐢𝐪𝐢𝐲𝐲𝐚𝐡, 𝐡𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝟒𝟑𝟒), 𝐁𝐢𝐝𝐚𝐲𝐚𝐭𝐮𝐥 𝐇𝐢𝐝𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐈𝐦𝐚𝐦 𝐚𝐥-𝐆𝐡𝐨𝐳𝐚𝐥𝐢, 𝐌𝐚𝐣𝐦𝐮'𝐚𝐡 𝐑𝐨𝐬𝐚𝐢𝐥 𝐚𝐥-𝐈𝐦𝐚𝐦 𝐚𝐥-𝐆𝐡𝐨𝐳𝐚𝐥𝐢 (𝐊𝐚𝐢𝐫𝐨, 𝐀𝐥-𝐌𝐚𝐤𝐭𝐚𝐛𝐚𝐡 𝐀𝐭-𝐓𝐚𝐮𝐟𝐢𝐪𝐢𝐲𝐲𝐚𝐡, 𝐡𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝟒𝟎𝟔), 𝐒𝐡𝐨𝐡𝐢𝐡 𝐌𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦, 𝟔𝟖𝟖𝟕, 𝐒𝐡𝐨𝐡𝐢𝐡 𝐁𝐮𝐤𝐡𝐨𝐫𝐢, 𝟔𝟑𝟏𝟒 ]