Do'a Amalan Rasulullah Jelang Tidur


 
السّــــــــــلام عليكـم ورحمة اللّـه وبركاته

ﺑﺴــــــــــــــــــﻢ اللّـه ﺍﻟﺮّﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮّﺣﻴﻢ 

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 

 وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

📖 𝐃𝐎𝐀 𝐃𝐀𝐍 𝐒𝐄𝐉𝐔𝐌𝐋𝐀𝐇 𝐀𝐌𝐀𝐋𝐀𝐍 𝐑𝐎𝐒𝐔𝐋𝐔𝐋𝐋𝐎𝐇 𝐒𝐇𝐎𝐋𝐋𝐀𝐋𝐋𝐎𝐇𝐔 '𝐀𝐋𝐀𝐈𝐇𝐈 𝐖𝐀𝐒𝐒𝐀𝐋𝐀𝐌𝐀 𝐉𝐄𝐋𝐀𝐍𝐆 𝐓𝐈𝐃𝐔𝐑

Kebanyakan orang melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum tidur. Ada yang kalau mau tidur, langsung melemparkan diri di kasur atau sofa lalu memejamkan mata atau buka hape sambil menunggu kantuk 

Namun juga ada sebagian orang kalau mau tidur mengamalkan amalan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalama sebagai berikut 

➡ Dengan mengamalkan membaca surat Al-Fatihah, Qulhu, Al-Falaq, dan An-Nas :

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

bismillaahir-roḥmaanir-roḥiim

‘‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.‘‘

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

al-hamdu lillaahi robbil-‘aalamiin

‘‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.‘‘

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

ar-rohmaanir-rohiim

‘‘Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.‘‘

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

maaliki yaumid-diin

‘‘Yang menguasai di Hari Pembalasan.‘‘

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin

‘‘Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.‘‘

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

ihdinas-shiroohol-mustaqiim

‘‘Tunjukilah kami jalan yang lurus,‘‘

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

shiroothollaziina an’amta ‘alaihim ghoiril-magduubi ‘alaihim wa lad-dhoolliin

‘‘(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.‘‘

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ . اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

 Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakul lahuu kufuwan ahad.

 ‘‘Katakanlah: “Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4)

  قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّحَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

 Qul a’uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

 ‘‘Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5)

 قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

 Qul a’uudzu birobbinnaas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas, minal jinnati wan naas.

‘‘Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.‘‘ (QS. An Nas: 1-6)

 ➡ Masing-masing dibaca satu kali. 

➡ Setelah itu mereka meniup kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali sebelum diusapkan di sekujur badannya.

➡ Setelah mengusap sekujur badan, mereka membaca doa sebagai berikut:  

بِسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِيْ فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ 

 Bismika robbiy wadlo‘tu janbiy wa bika arfa‘uhu. In amsakta nafsiy farhamhaa. Wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazhu bihiy ‘ibaadakas shoolihin.  

“Dengan nama-Mu hai Tuhanku, aku berbaring. Dengan nama-Mu juga aku terbangun. Jika Kau tahan nyawaku, berilah rahmat untuknya. Jika Kau lepaskan nyawaku, peliharalah sebagaimana Kau memelihara para hamba-Mu yang shaleh,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).  

➡ Setelah itu dianjurkan membaca Ayat Kursi :

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qoyyụm, laa ta`khuzuhu sinatuw wa laa na`um, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ard, man zallaziy yasyfa'u 'indahuu illaa bi`iznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuḥiiṭụna bisyai`im min 'ilmihii illaa bimaa syaa`, wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ard, wa laa ya`uduhu hifzuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'aziim.

‘‘Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.‘‘ (Surat Al-Baqoroh Ayat 255)

➡ Kemudian diteruskan dengan membaca, Amanar rosuulu hingga akhir surat:

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ

aamanar-rosuulu bimaa unzila ilaihi mir robbihii wal-mu`minun, kullun aamana billaahi wa malaa`ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qooluu sami'naa wa atho'naa gufroonaka robbanaa wa ilaikal-masiir

‘‘Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rosul-rosul-Nya. (Mereka mengatakan): ‘‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rosul-rosul-Nya‘‘, dan mereka mengatakan: ‘‘Kami dengar dan kami taat‘‘. (Mereka berdoa): ‘‘Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.‘‘ (Surat Al-Baqoroh Ayat 285)

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

laa yukallifullohu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, robbanaa laa tu`aakhiznaa in nasiinaa au akhtho`naa, robbanaa wa laa taḥmil 'alainaa isrong kamaa ḥamaltahu 'alallaziina ming qoblinaa, robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thoqota lanaa bih, wa'fu 'annaa, wagfir lanaa, war-ḥamnaa, anta maulaanaa fansurnaa 'alal-qoumil-kaafiriin.

‘‘Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): ‘‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.‘‘ (Surat Al-Baqoroh Ayat 286)

➡ Dan yang terakhir istighfar tiga kali.

 Semua ini diamalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalama, sebelum tidur. Semoga bermanfaat🌷


📡 𝐑𝐞𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐬𝐢 :

📚[ 𝐒𝐚𝐲𝐢𝐝 𝐔𝐭𝐬𝐦𝐚𝐧 𝐛𝐢𝐧 𝐘𝐚𝐡𝐲𝐚, 𝐌𝐚𝐬𝐥𝐚𝐤𝐮𝐥 𝐀𝐤𝐡𝐲𝐚𝐫, 𝐂𝐞𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐥-‘𝐀𝐢𝐝𝐫𝐮𝐬, 𝐉𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚 ]